Kamis, 26 Oktober 2017

Pengetahuan dan Penalaran : Representasi Pengetahuan

Rekayasa Ontologi
Dalam bidang Artificial Intelligence (AI) ontologi memiliki dua pengertian yang berkaitan:
·         Ontologi merupakan kosa kata represenstasi yang sering dikhususkan untuk domain atau subyek pembahasan tertentu.
·         Sebagai suatu body of knowledge untuk menjelaskan suatu bahasan tertentu, biasanya common sense knowledge domain dengan representation vocabulary.
Representasi dari suatu model metadata
·         Subject
·         Predicate
·         Object
·         Melakukan pendefinisian Vocabulary
Pengkategorian dan Objek
Komposisi fisik
Komposisi adalah tata susunan yang menyangkut keseimbangan, kesatuan, irama, dan keselarasan dalam suatu karya seni rupa.jadi komposisi fisik adalah susunan kesatuan dari suatu bentuk fisik / yg dapat dilihat.
Pengukuran
Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan ukur. Pengukuran juga dapat diartikan sebagai pemberian angka tehadap suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh seseorang, hal, atau objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas dan disepakati. Pengukuran dapat dilakukan pada apapun yang dibayangkan, namun dengan tingkat kompleksitas yang berbeda. Misalnya untuk mengukur tinggi, maka seseorang dapat mengukur dengan mudah karena objek yang diukur merupakan objek kasat mata dengan satuan yang sudah disepakati secara internasional. Namun hal ini akan berbeda jika objek yang diukur lebih abstrak seperti kecerdasan, kematangan, kejujuran, kepribadian, dan lain sebagainya sehingga untuk melakukan pengukuran diperlukan keterampilan dan keahlian tertentu.
Substansi
Watak sebenarnya,inti dari sesuatu.
Objek
Sesuatu yang sedang dibicarakan/dijadikan pokok acuan/target.
Aksi,situasi dan kejadian/event
·         Aksi
Adalah tindakan yang dilakukan berdasarkan suatu kejadian.
·         Situasi
Keadaan sekitar yang sedang berlangsung.
Mental objek dan mental objek
·         Pengetahuan dan kepercayaan
              Pengetahuan adalah informasi yang diketahui atau disadari oleh manusia, atau pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan indrawi. Pengetahuan akan muncul ketika orang menggunakan akal atau indranya untuk mengenali benda atau peristiwa tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan. Misalnya, saat pertama kali orang makan cabai maka Dia akan tahu bagaimana rasa cabai itu, bentuknya, warnanya, atau bahkan akan bertanya-tanya apa zat-zat apa yang dikandungnya.
              Pengetahuan empiris menekankan pada pengamatan dan pengalaman indrawi, sedangkan pengetahuan rasional didapatkan melalui akal budi. Misalnya, orang mengetahui bahwa cabai rasanya pedas karena dia pernah memakannya. Tidak mungkin hanya dengan dipikir-pikir orang itu akan mengetahui bahwa rasa cabai adalah pedas. Nemun, pernyataan 1+1=2 adalah hasil dari pemikiran (akal) manusia, bukan merupakan suatu pengamatan empiris.
                Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan manusia saat dia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Maksudnya adalah orang akan merasa yakin kalau apa yang mereka ketahui adalah benar. Jadi, keyakinan terjadi setelah orang percaya adanya suatu kebenaran.
Menurut teori kebenaran sebagai kesesuaian, keyakinan adalah suatu pernyataan yang tidak disertai bukti yang nyata. Misalnya, petir disebabkan oleh amukan para dewa. Pernyataan ini tidak bisa dibuktikan, sehingga hanya bisa dikatakan sebagai suatu keyakinan. Sementara pernyataan petir disebabkan kerena adanya tabrakan antara awan yang bermuatan positif dan negative adalah suatu kebenaran, karena dapat dibuktikan. Sehingga pernyataan ini disebut sebagai pengetahuan.
·         Pengetahuan waktu dan aksi
Sistem penalaran untuk pengkatagorian
·         Jaringan semnatik
                Jaringan semantik adalah gambaran pengetahuan grafis yang menunjukkan hubungan antar berbagai objek, terdiri dari lingkaran-lingkaran yang dihubungkan dengan anak panah yang menunjukkan objek dan informasi tentang objek-objek tersebut.

Dari gambar di atas dapat dibentuk beberapa kalimat yang menunjukkan suatu peristiwa, seperti :
-          Reza adalah siswa tingkat SMA di Jakarta
-          Reza menonton film di bioskop daerah Jakarta
-          Reza menonton film berjudul Avatar di bioskop daerah Jakarta
-          Reza menonton film di Australia
-          Reza kekasih Renata
-          Reza bermain sepabola di kejuaraan antar SMA
-          SMA memiliki klub olahraga sepabola
-          Renata bermain drama di Australia
-          Renata menonton sepakbola di televise
-          Film berjudul Avatar disutradarai James Cameron
-          James Cameron membuat film bergenre drama di Australia
            Dalam mata kuliah Pengantar Kecerdasan Buatan script merupakan representasi pengetahuan berdasarkan karakteristik yang sudah dikenal sebagai pengalaman-pengalaman yang menggambarkan urutan peristiwa.
Terdapat enam elemen script, yaitu :
1.       Kondisi input, merupakan kondisi yang harus dipenuhi sebelum terjadi
2.       Track, yaitu variasi kemungkinan yang terjadi
3.       Prop, yaitu objek yang digunakan dalam suatu peristiwa
4.       Role, yaitu peran dalam suatu peristiwa
5.       Scene, yaitu adegan dalam suatu peristiwa
6.       Hasil, yaitu kondisi setelah terjadinya urutan peristiwa
Deskripsi logika
Deskripsi logika (deskripsi jamak logika) (logika) Salah satu keluarga bahasa representasi pengetahuan yang dapat digunakan untuk mewakili definisi konsep domain aplikasi (dikenal sebagai pengetahuan terminologi) dalam cara yang terstruktur dan formal dipahami dengan baik.
Penalaran dengan informasi default
Manusia memecahkan masalah melalui kombinasi antara fakta dan pengetahuan (knowledge). Penalaran (reasoning) adalah proses yang berhubungan dengan pengetahuan, fakta, dan strategi pemecahan masalah (problem solving) untuk mendapatkan konklusi/penyelesaian. Berbagai metode penalaran yang lazim adalah deduksi, induksi, abduktip, analogi, dan akal sehat, berikut ini penjelasan singkatnya.
Deduksi (deduction)
                Manusia menggunakan deduksi untuk mendapatkan informasi baru dari informasi yang sudah diketahui (pengetahuan) yang ada relasinya. Penalaran deduksi menggunakan fakta-fakta dari masalah yang ada dan pengetahuan umum yang sesuai yang pada umumnya berbentuk aturan (rules) atau implikasi (implications), jadi dari hal yang umum, dikenakan pada hal yang khusus, model deduksi adalah:
Fakta + Rule -> Efek dengan rule dalam bentuk:
If <cause/premise> then <effect/conclusion>
Jika <sebab/premis> Maka <akibat/konklusi>
Sebagai contoh:
Aturan/implikasi: Jika saya berdiri di hujan, maka saya akan basah.
Fakta/premis : saya berdiri di hujan
Konklusi : saya akan basah

                Penalaran deduksi sangat menarik secara logika dan merupakan teknik solusi masalah yang paling umum digunakan oleh manusia. Aturan inferensi (penyimpulan) yang disebut modus ponens adalah bentuk dasar dari penalaran deduksi dengan formula sbb.:
Jika A adalah benar, dan Jika A maka B adalah benar, maka B adalah benar
Induksi (Induction)
Manusia menggunakan induksi untuk mendapatkan kesimpulan umum (general conclusion) dari sekumpulan/himpunan fakta melalui proses generalisasi. Ini bagaikan transisi dari jumlah sedikit ke semua. Model induksi adalah:
Cause + Effect -> Rule
Proses induksi dijelaskan oleh Firebaugh (1988) sbb.
Untuk suatu himpunan objek X = {a,b,c,d, …}, jika sifat P adalah benar untuk a, dan jika sifat P adalah benar untuk b, dan jika sifat P adalah benar untuk c, …, maka sifat P adalah benar untuk semua X.
Sebagai contoh:
Fakta/premis : aluminium dipanaskan memuai
Fakta/premis : besi dipanaskan memuai
Fakta/premis : tembaga dipanaskan memuai
Konklusi : secara umum, semua besi bila dipanaskan akan memuai
Abduktip (Abductive)
Abduktip adalah bentuk deduksi yang memungkinkan menarik kesimpulan yang bersifat “plausible”. Plausible (masuk akal) adalah konklusi yang ditarik dari informasi yang tersedia, namun ada kemungkinan konklusi itu salah, jadi model abduktip adalah:
Jika B adalah benar, dan Jika A maka B adalah benar, maka A adalah benar?
Atau effect + rule -> cause
Sebagai contoh:
Aturan : Tanah basah jika hari hujan.
Fakta : Tanah basah.
Konklusi : Hari hujan?
                Jadi, diberikan fakta satu-satunya bahwa tanah basah, penyimpulan plausible menghasilkan konklusi hari hujan. Padahal, konklusi ini bisa salah, karena ada banyak hal yang menyebabkan tanah basah, misalnya seseorang siram-siram tanaman. Abduktip, sebagai salah satu metode penalaran, sering dipakai oleh dokter dalam mendiagnose pasien, maka diagnose dapat saja salah.
Analogi
                Manusia membentuk model mental tentang konsep melalui pengalaman. Manusia menggunakan model ini melalui penalaran analogi untuk membantu memahami suatu masalah/situasi. Mereka lalu menarik analogi diantara masalah dan model, mencari kesamaan dan perbedaan untuk dapat menyimpulkan.
Sebagai contoh:
                Misalkan seorang dokter yang sudah puluhan tahun praktek, maka pengalamannya dalam bentuk kasus-kasus sudah sedemikian banyaknya. Bila kasus-kasus tersebut dapat disimpan secara cerdik dalam database kasus, maka dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah baru bagi pasien baru tanpa dokter itu hadir (otomasi). Pasien baru memasukan karakter berikut data-data (keluhan) dari sakitnya, kemudian sistem mencari kasus pasien lama yang serupa keluhannya untuk ditampilkan solusinya, yaitu obat beserta dosisnya. Pengalaman adalah guru terbaik, maka pengalaman perlu disimpan secara cerdik untuk memecahkan persoalan baru yang mirip!
Akal Sehat (Common-sense)
Lewat pengalaman, manusia belajar memecahkan persoalan secara effisien. Mereka menggunakan akal sehat untuk dengan cepat menarik kesimpulan. Akal sehat lebih cenderung berdasar pada kebijakan-kebijakan (judgments) yang baik daripada logika yang eksak. Contoh akal sehat adalah: Di suatu bengkel ditemukan suara klik-klik-klik dalam mesin sepeda motor, seorang montir yang berpengalaman, tanpa membongkar mesinnya, langsung dapat menyimpulkan bahwa ring piston pada silinder mesin itu perlu diganti. Pengetahuan akal sehat ini diperoleh dari pengalamannya mengerjakan banyak sepeda motor selama bertahun-tahun. Jenis pengetahuan seperti ini disebut sebagai heuristik (heuristic) atau rule-of-thumb. Akal sehat tidak menjamin ditemukannya solusi, namun ia menjamin kecepatan menemukan solusi.
Penalaran Tidak Monoton (non-monotonic)
Penalaran pada suatu masalah pada umumnya menggunakan informasi yang statis, artinya selama melakukan penyelesaian masalah, keadaan (nilai benar atau salah) bermacam fakta dianggap tetap konstan. Penalaran semacam ini disebut sebagai penalaran monoton (monotonic reasoning). Dalam beberapa masalah, ditemukan bahwa keadaan beberapa fakta (variabel) bersifat dinamis, sebagai ilustrasi adalah aturan sbb.:
IF Angin berhembus
THEN Kursi goyang akan berayun
Kemudian coba amati kejadian berikut, lalu apa yang terjadi dengan aturan diatas:
Hei, ada angin topan! -> ada Angin berhembus -> Kursi berayun
Seiring berlalunya angin topan, kita berharap kursi berayun. Namun, saat angin topan telah berlalu, kita berharap bahwa kursi sudah berhenti berayun. Namun sistem yang menggunakan penalaran monoton akan tetap menganggap bahwa kursi tetap berayun!
Manusia dengan ke enam inderanya tidak merasa sulit untuk mengikuti perubahan status informasi variabel yang dinamis. Bila terjadi perubahan yang dinamis, mereka dengan mudah menyesuaikan diri. Gaya penalaran semacam ini disebut penalaran yang tidak monoton. Untuk bidang AI, seperti expert system, dibutuhkan suatu sistem untuk memelihara kebenaran yang dinamis bila ingin melakukan penalaran yang tidak monoton.


Referensi :
http://studyres.com/doc/8559253/ontologi-dalam-penyebaran-knowledge-dan-rekayasa-b2b-net
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengukuran
http://handikap60.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-proporsi-komposisi.html
http://gadung-gadung.blogspot.co.id/2010/01/pengetahuan-dan-keyakinan-beda-dan.html
https://ariesre.wordpress.com/2010/10/25/jaringan-sematik-dan-script/
http://pbsabn.lecture.ub.ac.id/2012/05/penalaran-manusia/
http://anggaradelta.blogspot.co.id/2017/10/pengetahuan-dan-penalaran-representasi.html#comment-form




Read More

Rabu, 18 Oktober 2017

Pengetahuan dan Penalaran : Logika Orde Pertama (First-Order Logic)

 Pengenalan logika orde pertama
First order logic adalah sebuah bahasa formal yang digunakan di ilmu matematika, philosophy, bahasa dan ilmu computer. Disebut juga kalkulus predikat, merupakan logika yang digunakan untuk merepresentasikan masalah yang tidak dapat direpresentasikan dengan menggunakan proposisi. Logika predikat dapat memberikan representasi fakat-fakta sebagai suatu pernyataan yang mapan (well form). Kalkulus predikat bisa menganalisakan kalimat-kalimat ke dalam subjek dan argumen dalam berbagai cara yang berbeda-beda, yang pada akhirnya kalkulus predikat bisa digunakan untuk memecahkan problem of multiple generality (masalah dalam berbagai keadaan umum) yang telah membingungkan sebagian besar ahli-ahli logika abad pertengahan. Dengan menggunakan logika predikat ini, untuk pertama kalinya, para ahli-ahli logika bisa memberikan quantifier yang cukup umum untuk merepresentasikan semua argumen yang terdapat pada natural language.
Syntax FOL: Elemen-elemen dasar
Elemen-elemen dasar FOL:
Constants : KingJohn, 2, UB, ITS, UI, Malang, Depok , . . .
Predicates : Brother , >, Loves, Membenci , Mengajar , . . .
Functions : Sqrt , LeftLegOf , Ayah, . . .
Variables : x , y , a, b, . . .
Connectives : ¬
Equality :        =
Quantifiers :
Semantics FOL : truth & model
Sama halnya dengan. Proposisi Logic (PL), sebuah kalimat FOL bisa juga dikatakan true terhadap sebuah model.
Namun, sebuah kalimat bisa diinterpretasikan banyak cara dalam sebuah model.
Model berisi :
Objects : elemen-elemen di dalam dunia (domain elements).
Relations : hubungan antara elemen-elemen tersebut.
Sebuah interpretasi mendefinisikan referent (“yang dipetakan”)
Constant symbols objects
Predicate symbols relations
Function symbols functional relations
Kemungkinan model & interpretasi
Entailment , validity , satisfiability , dll. Didefinisikan untuk semua kemungkinan interpretasi dari semua kemungkinan model!
Kalau mau dijabarkan semua kemungkinannya: For each number of domain elements n from 1 to ∞ For each k -ary predicate Pk in the vocabulary For each possible k -ary relation on n objects For each constant symbol C in the vocabulary For each choice of referent for C from n objects . . .
Menentukan entailment berdasarkan truth-table? mustahil!
Biasanya ada satu interpretasi yang “dimaksudkan” intended interpretation.
Kamliat Atom
Atomic sentence = predicate (term1,...,termn)      or term1 = term2
Term             = function (term1,...,termn)      or constant or variable 
• Misal: Brother(KingJohn,RichardTheLionheart) > (Length(LeftLegOf(Richard)), Length(LeftLegOf(KingJohn)))
Kalimat Komplek
• Kalimat komplek dibuat dari kalimat atommenggunakan konektivitas S, S1  S2, S1  S2, S1  S2, S1  S2,
Misal: Sibling(KingJohn,Richard)  Sibling(Richard,KingJohn)       >(1,2)  ≤ (1,2)      >(1,2)   >(1,2) 
Universal quantification
Syntax: Jika S kalimat, variables S adalah kalimat
Contoh:
“Semua mahasiswa PTIIK UB adalah Genius”
x mahasiswa(x , PTIIKUB) Genius (x)
Semantics: x S bernilai true dalam model m di bawah interpretasi iff S bernilai true untuk semua kemungkinan referent dari x (setiap object di dalam m). Dengan kata lain, x S conjunction dari semua instantiation S: (mahasiswa(Ani , PTIIKUB) Genius (Ani )) (mahasiswa(Anto, PTIIKUB) Genius (Anto)) .
. (mahasiswa(Zaenal , PTIIKUB) Genius (Zaenal))
(mahasiswa(Zakky , PTIIKUB) Genius (Zakky ))
Biasanya, adalah operator /connective yang digunakan dengan .
Masalah yang sering terjadi : menggunakan sebagai connective untuk : x mahasiswa(x , PTIIKUB) Genius (x)
Kalimat ini berarti “Semua orang adalah mahasiswa PTIIKUB dan Genius”.
Existential quantification
Syntax : Jika S kalimat, variable S adalah kalimat
Contoh:
“Ada mahasiswa Gunadarma yang pintar”
x mahasiswa(x , Gundarma ) pintar (x)
Semantics : x S bernilai true dalam model m di bawah interpretasi iff S bernilai true untuk setidaknya 1 kemungkinan referent dari x (sebuah object di dalam m). Dengan kata lain, x S disjunction dari semua instantiation S :
(mahasiswa(Ani , Gundar) pintar (Ani))
(mahasiswa(Anto, Gundar) pintar (Anto))
(mahasiswa(Zaenal , Gundar) pintar (Zaenal))
(mahasiswa(Zakky , Gundar) pintar (Zakky))
Biasanya, adalah operator /connective yang digunakan dengan .
Masalah yang sering terjadi : menggunakan sebagai connective untuk : x mahasiswa(x , Gundar ) pintar (x )
Kalimat ini true jika ada setidaknya 1 orang (object) yang tidak kuliah di Gunadarma!
Equality
Kalimat term1 = term2 bernilai true di bawah sebuah interpretasi iff term1 and term2 me-refer ke object yang sama.
Contoh:
Ayah(Anto) = Abdul adalah satisfiable
Anto = Abdul juga satisfiable!
Anto = Anto adalah valid.
Bisa digunakan dengan negasi untuk membedakan dua term: x , y Mencintai (Anto, x ) Mencintai(Anto, y ) ¬(x = y ) (Anto mendua!)
Definisi Sibling: x , y Sibling(x , y ) (¬(x = y ) m, f ¬(m = f ) Parent (m, x ) Parent (f , x ) Parent (m, y ) Parent (f , y ))
Mengubah inferensi order pertama menjadi inferensi proposisi
Inferensi pada logika proposisi dapat dilakukan dengan menggunakan resolusi. RESOLUSI adalah suatu aturan untuk melakukan inferensi yg dapat berjalan secara efisien dalam suatu bentuk khusus yg disebut  Conjunctive Normal Form (CNF).
•         CNF ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
–        Setiap kalimat merupakan disjungsi literal
–        Semua kalimat terkonjungsi secara implisit
•         Dua atau lebih proposisi dapat digabungkan dengan menggunakan operator logika :
            a. Negasi         : Ø (NOT)
            b. Konjungsi    : Ù (AND)
            c. Disjungsi     : Ú (OR)
            d. Implikasi     : ® (IF-THEN)
            e. Ekuivalen    : Û
•         Operator NOT  : digunakan untuk memberikan nilai negasi (lawan) dari pernyataan yang telah ada.
Unifikasi
Unifikasi adalah usaha untuk mencoba membuat dua ekspresi menjadi identik (mempersatukan keduanya) dengan mencari substitusi-substitusi tertentu untuk mengikuti peubah-peubah dalam ekspresi mereka tersebut. Unifikasi merupakan suatu prosedur sistematik untuk memperoleh peubah-peubah instan dalam wffs. Ketika nilai kebenaran predikat adalah sebuah fungsi dari nilai-nilai yang diasumsikan dengan argumen mereka, keinstanan terkontrol dari nilai-nilai selanjutnya yang menyediakan cara memvalidasi nilai-nilai kebenaran pernyataan yang berisi predikat. Unifikasi merupakan dasar atas kebanyakan strategi inferensi dalam Kecerdasan Buatan. Sedangkan dasar dari unifikasi adalah substitusi.
Rangkaian Forward dan backward
Forward chaining merupakan metode inferensi yang melakukan penalaran dari suatu masalah kepada solusinya. Jika klausa premis sesuai dengan situasi (bernilai TRUE), maka proses akan menyatakan konklusi. Forward chaining adalah data-driven karena inferensi dimulai dengan informasi yang tersedia dan baru konklusi diperoleh. Jika suatu aplikasi menghasilkan tree yang lebar dan tidak dalam, maka gunakan forward chaining.
Backward Chaining Menggunakan pendekatan goal-driven, dimulai dari harapan apa yang akan terjadi (hipotesis) dan kemudian mencari bukti yang mendukung (atau berlawanan) dengan harapan kita. Sering hal ini memerlukan perumusan dan pengujian hipotesis sementara. Jika suatu aplikasi menghasilkan tree yang sempit dan cukup dalam, maka gunakan backward chaining.
SEJARAH RESOLUSI
Teknik resolusi diperkenalkan oleh J.A.Robinson pada tahun 1965.Teknik ini sebenarnya tidak dapat digunakan dengan mudah karena harus melalui beberapa tahap  dan setiap tahap tersebut memerlukan pengertian-pengertian dasar dari logika matemati Sebelum resolusi diterapkan, wff harus berada dalam keadaan normal (bentuk standar) yaitu hanya menggunakan V.
PENGERTIAN RESOLUSI
Resolusi merupakan kaidah inferensi utama dalam bahasa PROLOG.PROLOG menggunakan notasi “quantifier-free”.PROLOG didasarakan pada logika predikat urutan pertama.Sebelum resolusi diaplikasikan, wff harus berada dalam bentuk normal atau standard.
Tiga tipe utama bentuk normal :
1.         conjunctive normal form
2.         clausal form
3.         subset Horn clause.
            Dari pengertian dasar logika matematika tersebut,teknik resolusi tersusun secara bertahap sampai dengan proses resolve, yakni menghapus literal berpasangan yang asa pada setiap klausa untuk menghasilkan resolvent atau klausa hasil proses resolve. Dan dilakukan secara terus menerus sampai menghasilkan falsum.
Resolusi diaplikasikan ke dalam bentuk normal wff dengan menghubungkan seluruh elemen dan quantifier yang dieliminasi. Sebelum resolusi dapat diterapkan, wff harus diletakkan dalam bentuk casual. Tujuan dasar resolusi adalah membuat infer klausa baru yang disebut “revolvent” dari dua klausa lain yang disebut parent clause.


Daftar Pustaka
http://otnaites.blogspot.co.id/2015/10/logika-first-order.html
http://slideplayer.info/slide/2919592/
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwizu9vswvrWAhXLGpQKHT62A5AQFgguMAE&url=http%3A%2F%2Fshare.its.ac.id%2Fpluginfile.php%2F1370%2Fmod_resource%2Fcontent%2F1%2F9._First_Order_Logic.pdf&usg=AOvVaw3e59T03uvLJtbWfQymyxD7
http://denytrihartadi.blogspot.co.id/2017/01/inferensi-dalam-logika-order-pertama.html

http://afifrahma.blogspot.co.id/2013/01/resolusi-untuk-logika-predikat.html
Read More

Selasa, 10 Oktober 2017

Pengetahuan dan Penalaran : Agen Logika

Pengetahuan berbasis agen
Agen Berbasis Pengetahuan, Knowledge Base (KB) menyatakan apa yang “diketahui” oleh si agent Pendekatan deklaratif membangun agent: “beritahu” informasi yang relevan, simpan dalam KB. Agen dapat ditanya (atau bertanya diri sendiri) apa yang sebaiknya dilakukan berdasarkan KB. Maka sebuah agen berbasis pengetahuan harus bisa mereprentasikan world, state, action, dst. Menerima informasi baru (dan meng-update representasinya). Menyimpulkan pengetahuan lain yang tidak eksplisit (hidden property).  Menyimpulkan action apa yang perlu diambil.
Agen Berbasis Pengetahuan atau Knowledge Base (KB) merupakan Himpunan representasi fakta yang diketahui tentang lingkungannya. Tiap fakta disebut sebagai sentence. Fakta tersebut dinyatakan dalam bahasa formal sehingga bisa diolah, menambahkan sentence baru ke KB. Inference Engine merupakan menentukan fakta baru yang dapat diturunkan dari pengetahuan yang sudah ada dalam KB.
Agen Berbasis Pengetahuan dalam representasi, agent dapat dipandang dari knowledge level. Apa saja informasi yang diketahui? Misal sebuah robot “mengetahui” bahwa gedung B di antara gedung A dan gedung C. Agent dapat dipandang dari implementation level Bagaimana representasi informasi yang diketahuinya? Logical sentence di_antara(gdB, gdA, gdC). Natural language “Gedung B ada di antara gedung A dan gedung C”.
Agen Berbasis Pengetahuan, pilihan representasi berpengaruh terhadap apa yang bisa dilakukan inference engine. Pada pendekatan deklaratif programmer memberitahu agent informasi tentang environment. Kalau informasi kurang, agen bisa melengkapinya sendiri. Jika dibandingkan dengan pendekatan prosedural programmer secara eksplisit memrogram agen untuk bertindak. Sehingga bagaimana jika program tidak benar, maka akan besar kemungkinan menyebabkan kesalahan.
Agen Berbasis Pengetahuan, permasalahannya adalah bagaimana representasi yang tepat, sehingga ada dua hal yang harus diperhatikan expressive bisa menyatakan fakta tentang environment, Tractable bisa mengolah/ memproses inference engine (dengan cepat). Knowledge merupakan power atau kekuatan dari pemrograman secara deklaratif. Representasi dan penalaran membentuk suatu Intelligence.
Logika
Logic adalah bahasa formal untuk merepresentasikan informasi sedemikian hingga kesimpulan dapat dibuat dalam pembuatan kesimpulan pasti harus menggunakan bahasa yg benar dalam pembuatan bahasa yang tepat Syntax mendefinisikan kalimat-kalimat pada bahasa kemudian Semantics mendefinisikan arti kalimat; misal, mendefinisikan kebenaran sebuah kalimat

Entailment berarti sesuatu fakta bisa disimpulkan dari (kumpulan) fakta lain Entailment dapat juga berarti sebuah hubungan antar kalimat ( syntax) yang didasarkan pada semantics kemudian Model adalah sebuah “dunia” di mana kebenaran suatu sentence bisa diuji.
Contoh:
Entailment :
KB mengandung sentence “Anto ganteng” dan “Ani cantik”.
KB |= α1: “Anto ganteng dan Ani cantik”
KB 2 α2: “Anto pintar”
x + y = 4 |= 4 = x + y

Contoh :
Model :
M(α) adalah himpunan semua model dari α
KB= Anto ganteng dan Ani cantik.
α = Anto ganteng

Logika Proposi / logika sederhana
Logika merupakan studi penalaran yang secara khusus membahas apakah penalaran tersebut benar. Logika berfokus pada hubungan antara pernyataan- pernyataan yang dipertentangkan dengan isi pernyataan tertentu.
Metode logika digunakan dalam matematika untuk membuktikan teorema dan dalam ilmu computer untuk membuktukan bahwa program-program berjalan seperti yang diharapkan.
Kalimat yang bia benar bisa salah, tetapi tidak sekaligus keduanya, disebut Proposisi (kalimat terbuka). Proposisi buasanya dinyatakan sebagai kalimat berita (bukan kalimat tanya, kalimat perintah, dan sebagainya).
Proposisi merupakan bangunan dasar dari teori logika. Biasanya proposisi dinyatakan dengan huruf kecil seperti p, q, r dan untuk mengkombinasikan Proposisi dengan proposisi lain, digunakan kata hubung seperti dan, atau. Kombinasi dari proposisi-proposisi disebut sebagai Proposisi Majemuk.
1.     Sintaks
Sintaks dalam suatu bahasa adalah sekumpulan aturan baku tentang bagaimana elemen-eleman bahasa tersusun secara gramatikal. Sintaks menspesifikasikan bagaimana susunan setiap kata dituliskan kedalam suatu kalimat.
2.    Semantik
Semantik dalam suatu bahasa adalah  menekankan pada makna atau arti yang terkandung dalam suatu pernyataan atau kalimat.
3.    INFERENSI
Misalkan kita diberikan beberapa proposisi, kita dapat menarik kesimpulan baru dari deret proposisi tersebut. Proses penarikan kesimpulan dari beberapa proposisi tersebut disebut sebagai inferensi (inference). Di dalam matematika distrik terdapat sejumlah kaidah inferensi, beberapa diantaranya adalah :
·         Modus Ponen atau law of detachment  menyatakan bahwa jika hipotesis p dan pada implikasi p -> q benar, maka konklusi q benar. 
·         Modus Tollen  kaidah ini didasarkan pada tautologi [~q ^ (p -> q) ] -> ~p.
·         Silogisme Hipotesis kaidah ini didasarkan pada tautologi [(p -> q) ^ (q -> r)] -> (p -> r).
·         Silogisme Disjungtif kaidah ini didasarkan pada tautologi [(p v q) ^ ~p] -> q.
·         Simplifikasi  kaidah ini didasarkan pada tautologi (p ^ q) -> p, yang dalam hal ini, p dan q adalah hipotesis, sedangkan p adalah konklusi.
·         Penjumlahan kaidah ini didasarkan pada tautologi p -> (p v q) .
·         Konjungsi kaidah ini didasarkan pada tautologi ((p) ^ (q)) -> (p ^ q) .
4.     Ekuivalen (Equivalence)
 Proposisi yang bernilai benar jika proposisi p dan q memiliki nilai kebenaran yang sama.Di dalam matematika diskrit ini secara simbolik, proposisi biasanya dilambangkan dengan huruf kecil seperti p, q, r  dan seperti ini permisalannya :
p : 6 adalah bilangan genap.
q : Soekarno adalah Presiden Indonesia yang pertama. 
r :  3+3 = 6
Untuk mendefinisikan p sebagai preposisi "6 adalah bilangan genap" , begitu dengan q dan r.
5.    Validitas dan Satisfiability
Dalam logika matematika , satisfiability dan validitas adalah konsep dasar dari semantik . Sebuah rumus adalah satisfiable apakah mungkin untuk menemukan interpretasi (Model ) yang membuat formula yang benar. Sebuah formula berlaku jika semua interpretasi membuat formula yang benar. Kebalikan dari konsep-konsep ini unsatisfiabilitydan ketidakabsahan, yaitu, formula adalah unsatisfiable jika tidak ada interpretasi membuat formula yang benar, dan tidak sah jika beberapa penafsiran tersebut membuat formula palsu. Keempat konsep terkait satu sama lain dengan cara yang persis analog dengan Aristoteles 's persegi oposisi .
 Pola penalaran (reasoning pattern) pada logika proposisi
Penalaran yaitu proses berfikir yang bertolak dari pengamatan indera atau observasi empirik yang menghasilkan sejumlah pengertian dan proposisi sekaligus. Penalaran erat kaitannya dengan penyimpulan, argumen dan bukti. Penyimpulamn dalam arti yang sebenarnya tidak mencakup aktivitas menemukan proposisi-proposisi disusun dalam premis., akan tetapi hanya memakai hubungan proposisi-proposisi dalam premis dan menentukan konklusinya.
1.      Resolusi
Strategi inferensi yang digunakan pada sistem logika untuk menentukan kebenaran dari suatu assertion (penegasan) `Metoda Resolusi mencoba untuk membuktikan bahwa beberapa teorema atau ekspresi sebagai proposisi P adalah TRUE, dengan memberikan sejumlahaksiomadarimasalahtersebut sejumlah aksioma dari masalah tersebut.
2.    Backward & Forward chaining
Backward Chaining  merupakan Pendekatan goal-driven, dimulai dari ekspektasi apa yang diinginkan terjadi (hipotesis), kemudian mengecek pada sebab-sebab yang mendukung (ataupun pygg(p kontradiktif) dari ekspektasi tersebut. Jika suatu aplikasi menghasilkan tree yang sempit dan cukupdalammakagunakanbackwardchaining cukup dalam, maka gunakan backward chaining.
Forward chaining Merupakan grup dari multipel inferensi yang melakukan pencarian dari suatu masalah kepada solusinya. Jika klausa premis sesuai dengan situasi (bernilai TRUE), maka prosesakanmengassertkonklusi proses akan meng-assert konklusi. Forward Chaining adalah data driven karena inferensi dimulai  dengan informasi yg tersedia dan baru konklusi diperoleh.
Inferensi proporsi yang efektif
1.     Algoritma Backtracking
Algoritma backtracking merupakan salah satu metode pemecahan masalah yang termasuk dalam strategi yang berbasis pencarian pada ruang status. Algoritma backtracking bekerja secara rekursif dan melakukan pencarian solusi persoalan secara sistematis pada semua kemungkinan solusi yang ada. Oleh karena algoritma ini berbasis pada algoritma Depth-First Search (DFS), maka pencarian solusi dilakukan dengan menelusuri struktur berbentuk pohon berakar secara preorder. Algoritma backtracking merupakan bentuk tipikal  dari algoritma rekursif.Saat ini algoritma backtracking banyak diterapkan untuk program games (seperti permainan tic-tac-toe, menemukan jalan keluar dalam sebuah labirin, catur, dll) dan masalah-masalah  pada bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence).
2.    Algoritma Pencarian Lokal
Pencarian lokal berusaha untuk melakukan optimasi, misalnya dengan teknik Hill Climbing. Teknik Hill Climbing dapat digunakan untuk memecahkan persoalan yang memiliki banyak alternatif solusi untuk kemudian memilih solusi yang terbaik. Cara kerjanya dimulai dengan memilih solusi acak, kemudian dilakukan perubahan sedikit demi sedikit, setiap perubahan menghasilkan solusi yang lebih baik. Saat perubahan yang dilakukan tidak lagi mendapatkan solusi yang lebih baik, algoritma Hill Climbing akan berhenti mencari dan menentukan solusi terakhir sebagai solusi yang optimal. Contoh penggunaan Hill Climbing pada kecerdasan buatan adalah pencarian rute terbaik, dari berbagai kemungkinan rute yang ada.
Agen berbasis logika proposisi
Agen logika merupakan agen yang memiliki kemampuan bernalar secara logika. Ketika beberapa solusi tidak secara eksplisit diketahui, maka diperlukan suatu agen berbasis logika. Logika sebagai Bahasa Representasi Pengetahuan memiliki kemampuan untuk merepresentasikan fakta sedemikian sehingga dapat menarik kesimpulan (fakta baru, jawaban). Sedangkan pengetahuan merupakan komponen yang penting, sehingga terdapat perbedaan jika diterapkan pada dua agent, yakni problem solving agent dan knowledge-based agent.
Perbedaan dua agent, problem solving agent dan knowledge-based agent. Problem solving agent memilih solusi di antara kemungkinan yang ada. Apa yang ia “ketahui” tentang dunia, pengetahuannya tidak berkembang untuk mencapai problem solution (initial state, successor function, goal test) tetapi jika Knowledge-based agent lebih “pintar”. Ia “mengetahui” hal-hal tentang dunia dan dapat melakukan reasoning (berpikir, bernalar) mengenai Hal-hal yang tidak diketahui sebelumnya (imprefect/ partial information). Tindakan yang paling baik untuk diambil (best action).









Read More

About Me

Terimakasih telah datang ke blog saya dan selamat membaca.

Popular Posts

Designed ByBlogger Templates