Rekayasa Ontologi
Dalam bidang Artificial Intelligence (AI) ontologi memiliki
dua pengertian yang berkaitan:
·
Ontologi merupakan kosa kata represenstasi yang
sering dikhususkan untuk domain atau subyek pembahasan tertentu.
·
Sebagai suatu body of knowledge untuk menjelaskan
suatu bahasan tertentu, biasanya common sense knowledge domain dengan
representation vocabulary.
Representasi dari suatu model metadata
·
Subject
·
Predicate
·
Object
·
Melakukan pendefinisian Vocabulary
Pengkategorian
dan Objek
Komposisi fisik
Komposisi adalah
tata susunan yang menyangkut keseimbangan, kesatuan, irama, dan keselarasan
dalam suatu karya seni rupa.jadi komposisi fisik adalah susunan kesatuan dari
suatu bentuk fisik / yg dapat dilihat.
Pengukuran
Pengukuran
adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu
standar atau satuan ukur. Pengukuran juga dapat diartikan sebagai pemberian
angka tehadap suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh
seseorang, hal, atau objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas
dan disepakati. Pengukuran dapat dilakukan pada apapun yang dibayangkan, namun
dengan tingkat kompleksitas yang berbeda. Misalnya untuk mengukur tinggi, maka
seseorang dapat mengukur dengan mudah karena objek yang diukur merupakan objek
kasat mata dengan satuan yang sudah disepakati secara internasional. Namun hal
ini akan berbeda jika objek yang diukur lebih abstrak seperti kecerdasan,
kematangan, kejujuran, kepribadian, dan lain sebagainya sehingga untuk
melakukan pengukuran diperlukan keterampilan dan keahlian tertentu.
Substansi
Watak sebenarnya,inti dari sesuatu.
Objek
Sesuatu yang sedang dibicarakan/dijadikan pokok
acuan/target.
Aksi,situasi
dan kejadian/event
·
Aksi
Adalah tindakan yang dilakukan berdasarkan suatu kejadian.
·
Situasi
Keadaan sekitar yang sedang berlangsung.
Mental
objek dan mental objek
·
Pengetahuan dan kepercayaan
Pengetahuan adalah informasi yang
diketahui atau disadari oleh manusia, atau pengetahuan adalah berbagai gejala
yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan indrawi. Pengetahuan akan
muncul ketika orang menggunakan akal atau indranya untuk mengenali benda atau
peristiwa tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan. Misalnya, saat
pertama kali orang makan cabai maka Dia akan tahu bagaimana rasa cabai itu,
bentuknya, warnanya, atau bahkan akan bertanya-tanya apa zat-zat apa yang
dikandungnya.
Pengetahuan empiris menekankan
pada pengamatan dan pengalaman indrawi, sedangkan pengetahuan rasional
didapatkan melalui akal budi. Misalnya, orang mengetahui bahwa cabai rasanya
pedas karena dia pernah memakannya. Tidak mungkin hanya dengan dipikir-pikir
orang itu akan mengetahui bahwa rasa cabai adalah pedas. Nemun, pernyataan
1+1=2 adalah hasil dari pemikiran (akal) manusia, bukan merupakan suatu
pengamatan empiris.
Keyakinan
adalah suatu sikap yang ditunjukkan manusia saat dia merasa cukup tahu dan
menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Maksudnya adalah orang
akan merasa yakin kalau apa yang mereka ketahui adalah benar. Jadi, keyakinan
terjadi setelah orang percaya adanya suatu kebenaran.
Menurut teori
kebenaran sebagai kesesuaian, keyakinan adalah suatu pernyataan yang tidak
disertai bukti yang nyata. Misalnya, petir disebabkan oleh amukan para dewa.
Pernyataan ini tidak bisa dibuktikan, sehingga hanya bisa dikatakan sebagai
suatu keyakinan. Sementara pernyataan petir disebabkan kerena adanya tabrakan
antara awan yang bermuatan positif dan negative adalah suatu kebenaran, karena
dapat dibuktikan. Sehingga pernyataan ini disebut sebagai pengetahuan.
·
Pengetahuan waktu dan aksi
Sistem penalaran
untuk pengkatagorian
·
Jaringan semnatik
Jaringan
semantik adalah gambaran pengetahuan grafis yang menunjukkan hubungan antar
berbagai objek, terdiri dari lingkaran-lingkaran yang dihubungkan dengan anak
panah yang menunjukkan objek dan informasi tentang objek-objek tersebut.
Dari gambar di atas dapat dibentuk beberapa kalimat yang
menunjukkan suatu peristiwa, seperti :
-
Reza adalah siswa tingkat SMA di Jakarta
-
Reza menonton film di bioskop daerah Jakarta
-
Reza menonton film berjudul Avatar di bioskop
daerah Jakarta
-
Reza menonton film di Australia
-
Reza kekasih Renata
-
Reza bermain sepabola di kejuaraan antar SMA
-
SMA memiliki klub olahraga sepabola
-
Renata bermain drama di Australia
-
Renata menonton sepakbola di televise
-
Film berjudul Avatar disutradarai James Cameron
-
James Cameron membuat film bergenre drama di
Australia
Dalam
mata kuliah Pengantar Kecerdasan Buatan script merupakan representasi
pengetahuan berdasarkan karakteristik yang sudah dikenal sebagai pengalaman-pengalaman
yang menggambarkan urutan peristiwa.
Terdapat enam elemen script, yaitu :
1.
Kondisi input, merupakan kondisi yang harus
dipenuhi sebelum terjadi
2.
Track, yaitu variasi kemungkinan yang terjadi
3.
Prop, yaitu objek yang digunakan dalam suatu
peristiwa
4.
Role, yaitu peran dalam suatu peristiwa
5.
Scene, yaitu adegan dalam suatu peristiwa
6.
Hasil, yaitu kondisi setelah terjadinya urutan
peristiwa
Deskripsi logika
Deskripsi logika
(deskripsi jamak logika) (logika) Salah satu keluarga bahasa representasi
pengetahuan yang dapat digunakan untuk mewakili definisi konsep domain aplikasi
(dikenal sebagai pengetahuan terminologi) dalam cara yang terstruktur dan
formal dipahami dengan baik.
Penalaran
dengan informasi default
Manusia
memecahkan masalah melalui kombinasi antara fakta dan pengetahuan (knowledge).
Penalaran (reasoning) adalah proses yang berhubungan dengan pengetahuan, fakta,
dan strategi pemecahan masalah (problem solving) untuk mendapatkan
konklusi/penyelesaian. Berbagai metode penalaran yang lazim adalah deduksi,
induksi, abduktip, analogi, dan akal sehat, berikut ini penjelasan singkatnya.
Deduksi (deduction)
Manusia
menggunakan deduksi untuk mendapatkan informasi baru dari informasi yang sudah
diketahui (pengetahuan) yang ada relasinya. Penalaran deduksi menggunakan
fakta-fakta dari masalah yang ada dan pengetahuan umum yang sesuai yang pada
umumnya berbentuk aturan (rules) atau implikasi (implications), jadi dari hal
yang umum, dikenakan pada hal yang khusus, model deduksi adalah:
Fakta + Rule -> Efek dengan rule dalam bentuk:
If <cause/premise> then <effect/conclusion>
Jika <sebab/premis> Maka <akibat/konklusi>
Sebagai contoh:
Aturan/implikasi: Jika saya berdiri di hujan, maka saya akan
basah.
Fakta/premis : saya berdiri di hujan
Konklusi : saya akan basah
Penalaran
deduksi sangat menarik secara logika dan merupakan teknik solusi masalah yang
paling umum digunakan oleh manusia. Aturan inferensi (penyimpulan) yang disebut
modus ponens adalah bentuk dasar dari penalaran deduksi dengan formula sbb.:
Jika A adalah benar, dan Jika A
maka B adalah benar, maka B adalah benar
Induksi (Induction)
Manusia
menggunakan induksi untuk mendapatkan kesimpulan umum (general conclusion) dari
sekumpulan/himpunan fakta melalui proses generalisasi. Ini bagaikan transisi
dari jumlah sedikit ke semua. Model induksi adalah:
Cause + Effect -> Rule
Proses induksi dijelaskan oleh Firebaugh (1988) sbb.
Untuk suatu himpunan objek X = {a,b,c,d, …}, jika sifat P
adalah benar untuk a, dan jika sifat P adalah benar untuk b, dan jika sifat P
adalah benar untuk c, …, maka sifat P adalah benar untuk semua X.
Sebagai contoh:
Fakta/premis : aluminium dipanaskan memuai
Fakta/premis : besi dipanaskan memuai
Fakta/premis : tembaga dipanaskan memuai
Konklusi : secara umum, semua besi bila dipanaskan akan
memuai
Abduktip (Abductive)
Abduktip adalah
bentuk deduksi yang memungkinkan menarik kesimpulan yang bersifat “plausible”.
Plausible (masuk akal) adalah konklusi yang ditarik dari informasi yang tersedia,
namun ada kemungkinan konklusi itu salah, jadi model abduktip adalah:
Jika B adalah benar, dan Jika A maka B adalah benar, maka A
adalah benar?
Atau effect + rule -> cause
Sebagai contoh:
Aturan : Tanah basah jika hari hujan.
Fakta : Tanah basah.
Konklusi : Hari hujan?
Jadi,
diberikan fakta satu-satunya bahwa tanah basah, penyimpulan plausible
menghasilkan konklusi hari hujan. Padahal, konklusi ini bisa salah, karena ada
banyak hal yang menyebabkan tanah basah, misalnya seseorang siram-siram
tanaman. Abduktip, sebagai salah satu metode penalaran, sering dipakai oleh
dokter dalam mendiagnose pasien, maka diagnose dapat saja salah.
Analogi
Manusia
membentuk model mental tentang konsep melalui pengalaman. Manusia menggunakan
model ini melalui penalaran analogi untuk membantu memahami suatu
masalah/situasi. Mereka lalu menarik analogi diantara masalah dan model,
mencari kesamaan dan perbedaan untuk dapat menyimpulkan.
Sebagai contoh:
Misalkan
seorang dokter yang sudah puluhan tahun praktek, maka pengalamannya dalam bentuk
kasus-kasus sudah sedemikian banyaknya. Bila kasus-kasus tersebut dapat
disimpan secara cerdik dalam database kasus, maka dapat dipergunakan untuk
menyelesaikan masalah baru bagi pasien baru tanpa dokter itu hadir (otomasi).
Pasien baru memasukan karakter berikut data-data (keluhan) dari sakitnya,
kemudian sistem mencari kasus pasien lama yang serupa keluhannya untuk
ditampilkan solusinya, yaitu obat beserta dosisnya. Pengalaman adalah guru
terbaik, maka pengalaman perlu disimpan secara cerdik untuk memecahkan
persoalan baru yang mirip!
Akal Sehat (Common-sense)
Lewat
pengalaman, manusia belajar memecahkan persoalan secara effisien. Mereka
menggunakan akal sehat untuk dengan cepat menarik kesimpulan. Akal sehat lebih
cenderung berdasar pada kebijakan-kebijakan (judgments) yang baik daripada
logika yang eksak. Contoh akal sehat adalah: Di suatu bengkel ditemukan suara
klik-klik-klik dalam mesin sepeda motor, seorang montir yang berpengalaman,
tanpa membongkar mesinnya, langsung dapat menyimpulkan bahwa ring piston pada
silinder mesin itu perlu diganti. Pengetahuan akal sehat ini diperoleh dari
pengalamannya mengerjakan banyak sepeda motor selama bertahun-tahun. Jenis
pengetahuan seperti ini disebut sebagai heuristik (heuristic) atau
rule-of-thumb. Akal sehat tidak menjamin ditemukannya solusi, namun ia menjamin
kecepatan menemukan solusi.
Penalaran Tidak Monoton (non-monotonic)
Penalaran pada
suatu masalah pada umumnya menggunakan informasi yang statis, artinya selama
melakukan penyelesaian masalah, keadaan (nilai benar atau salah) bermacam fakta
dianggap tetap konstan. Penalaran semacam ini disebut sebagai penalaran monoton
(monotonic reasoning). Dalam beberapa masalah, ditemukan bahwa keadaan beberapa
fakta (variabel) bersifat dinamis, sebagai ilustrasi adalah aturan sbb.:
IF Angin berhembus
THEN Kursi goyang akan berayun
Kemudian coba amati kejadian berikut, lalu apa yang terjadi
dengan aturan diatas:
Hei, ada angin topan! -> ada Angin berhembus -> Kursi
berayun
Seiring
berlalunya angin topan, kita berharap kursi berayun. Namun, saat angin topan
telah berlalu, kita berharap bahwa kursi sudah berhenti berayun. Namun sistem
yang menggunakan penalaran monoton akan tetap menganggap bahwa kursi tetap
berayun!
Manusia dengan
ke enam inderanya tidak merasa sulit untuk mengikuti perubahan status informasi
variabel yang dinamis. Bila terjadi perubahan yang dinamis, mereka dengan mudah
menyesuaikan diri. Gaya penalaran semacam ini disebut penalaran yang tidak
monoton. Untuk bidang AI, seperti expert system, dibutuhkan suatu sistem untuk
memelihara kebenaran yang dinamis bila ingin melakukan penalaran yang tidak
monoton.
Referensi :
http://studyres.com/doc/8559253/ontologi-dalam-penyebaran-knowledge-dan-rekayasa-b2b-net
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengukuran
http://handikap60.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-proporsi-komposisi.html
http://gadung-gadung.blogspot.co.id/2010/01/pengetahuan-dan-keyakinan-beda-dan.html
https://ariesre.wordpress.com/2010/10/25/jaringan-sematik-dan-script/
http://pbsabn.lecture.ub.ac.id/2012/05/penalaran-manusia/
http://anggaradelta.blogspot.co.id/2017/10/pengetahuan-dan-penalaran-representasi.html#comment-form
Tidak ada komentar:
Posting Komentar