Pembelajaran dan pengamatan
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru
dan siswa yang saling bertukar informasi.
Pengamatan atau observasi adalah aktivitas terhadap suatu
proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan
dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui
sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk
melanjutkan suatu penelitian.
Bentuk pembelajaran
a. Menumbuhkan motivasi belajar anak
Motivasi berkaitan erat dengan emosi, minat, dan kebutuhan
anak didik. Upaya menumbuhkan motivasi intrinsik yang dilakukan guru adalah
mendorong rasa ingin tahu, keinginan mencoba, dan sikap mandiri anak didik.
Sedangkan bentuk motivasi ekstrinsik adalah dengan memberikan rangsangan berupa
pemberian nilai tinggi atau hadiah bagi siswa berprestasi dan sebaliknya.
b. Mengajak anak didik beraktivitas
Adalah proses interaksi edukaktif melibatkan intelek-emosional
anak didik untuk meningkatkan aktivitas sehingga motivasi akan meningkat.
Bentuk pelaksanaanya adalah mengajak anak didik melakukan aktivitas atau
bekerja di laboratorium, di kebun/lapangan sebagai bagian dari eksplorasi
pengalaman, atau mengalami pengalaman yang sam sekali baru.
c. Mengajar dengan memperhatikan perbedaan
individual
Proses kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan memahami
kondisi masing-masing anak didik. Tidak tepat jika guru menyamakan semua anak
didik karena setiap anak didik mempunyai bakat berlainan dan mempunyai
kecepatan belajar yang bervariasi. Seorang anak didik yang hasil belajarnya
jelek dikatakan bodoh. Kemudian menyimpulkan semua anak didik yang hasil
belajarnya jelek dikatakan bodoh. Kondisi demikian tidak dapat dijadikan
ukuran, karena terdapat beberapa faktor penyebab anak memiliki hasil belajar
buruk, antara lain; faktor kesehatan, kesempatan belajar dirumah tidak ada,
sarana belajar kurang, dan sebagainya.
d. Mengajar dengan umpan balik
Bentuknya antara lain; umpan balik kemampuan prilaku anak
didik (perubahan tigkah laku yang dapat dilihat anak didik lainnya, pendidik
atau anak didik itu sendiri), umpan balik tentang daya serap sebagai pelajaran
untuk diterapkan secara aktif. Pola prilaku yang kuat diperoleh melalui
partisipasi dalam memainkan peran (role play).
e. Mengajar dengan pengalihan
Pengajaran yang mengalihkan (transfer) hasil belajar kedalam
situasi-situasi nyata. Guru memilih metode simulasi (mengajak anak didik untuk
melihat proses kegiatan seperti cara berwudlu dan sholat) dan metode proyek
(memberikan kesempatan anak untuk menggunakan alam sekitar dan atau kegiatan
sehari-hari untuk bertukar pikiran baik sesama kawan maupun guru) untuk pengalihan pengajaran yang bukan hanya
bersifat ceramah atau diskusi, tetapi mengedepankan situasi nyata.
f. Penyusunan pemahaman yang logis dan
psikologis
Pengajaran dilakukan dengan memilih metode yang proporsional.
Dalam kondisi tertentu guru tidak dapat meninggalkan metode ceramah maupun
metode pemberian tugas kepada anak didik. Hal ini dilakukan sesuai dengan
kondisi materi pelajaran.
Pembelajaran induktif
Pembelajaran induktif adalah sebuah pembelajaran yang bersifat
langsung tapi sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi dan keterampilan berpikir kritis. Model pembelajaran
induktif adalah sebuah pembelajaran yang bersifat langsung tapi sangat efektif
untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan
keterampilan berpikir kritis. Pada model pembelajaran induktif guru langsung
memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan
ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, selanjutnya guru
membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari ilustrasi-ilustrasi
yang diberikan. Model pembelajaran induktif dirancang berlandaskan teori
konstruktivisme dalam belajar. Model ini membutuhkan guru yang terampil dalam
bertanya (questioning) dalam penerapannya. Melalui pertanyaan-pertanyaan inilah
guru akan membimbing siswa membangun pemahaman terhadap materi pelajaran dengan
cara berpikir dan membangun ide. Tingkat keefektifan model pembelajaran
induktif ini, jadinya-sangat tergantung pada keterampilan guru dalam bertanya
dan mengarahkan pembelajaran, dimana guru harus menjadi pembimbing yang akan
untuk membuat siswa berpikir.
Struktur sosial dalam pembelajaran menjadi ciri lingkungan
kelas yang sangat dibutuhkan untuk belajar melalui model pembelajaran induktif.
Model pembelajaran induktif mensyaratkan sebuah lingkungan belajar yang mana di
dalamnya siswa merasa bebas dan terlepas dari resiko takut dan malu saat memberikan
pendapat, bertanya, membuat konklusi dan jawaban. Mereka harus bebas dari
kritik tajam yang dapat menjatuhkan semangat belajar.
Model
ini dikembangkan atas dasar beberapa postulat sebagai berikut:
1.
Kemampuan berpikir dapat diajarkan
2.
Berpikir merupakan suatu transaksi aktif antara individu dengan data. Artinya,
dalam seting kelas,
bahan-bahan
ajar merupakan sarana bagi siswa untuk mengembangkan operasi kognitif tertentu.
Dalam
seting tersebut, dimana siswa belajar mengorganisasikan fakta ke dalam suatu
sistem konsep,yaitu:
Saling
menghubung-hubungkan data yang diperoleh satu sama lain serta membuat
kesimpulan berdasarkan hubungan-hubungan tersebut
Menarik
kesimpulan berdasarkan fakta-fakta yang telah diketahuinya dalam rangka
membangun hipotesis,dan
Memprediksi
dan menjelaskan suatu fenomena tertentu. Guru, dalam hal ini, dapat membantu
proses internalisasi dan konseptualisasi berdasarkan informasi tersebut
3.
Proses berpikir merupakan suatu urutan tahapan yang beraturan (lawful). Artinya,
agar dapat menguasai keterampilan berpikir tertentu, prasyarat tertentu harus
dikuasai terlebih dahulu, dan urutan tahapan ini tidak bisa dibalik. Oleh
karenanya, konsep tahapan beraturan ini memerlukan strategi mengajar tertentu
agar dapat mengendalikan tahapan-tahapan tersebut.
Berpikir
induktif melibatkan tiga tahapan yang dikembangkan tiga strategi cara mengajarkannya.
a.
Konsep pembentukan (belajar konsep)
Tahap ini mencakup tiga langkah utama: item daftar (lembar,
konsep), kelompok barang yang sama secara bersama-sama, beserta label tersebut
(dengan nama konsep).
Langkah-langkah
:
1.
Membuat daftar konsep
2.
Pengelompokkan konsep berdasarkan karakteristik yang sama
3. Pemberian
label atau kategorisasi
b.
Interpretasi data Strategi
Keduanya merupakan cara mengajarkan bagaimana menginterpretasi
dan menyimpulkan data. Sama halnya dengan strategi pertama (pembentukan
konsep), cara ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tertentu.
Langkah-langkah:
1.
mengidentifikasi dimensi-dimensi danhubungan-hubungannya.
2.
menjelaskan dimensi-dimensi danhubungan-hubungannya
3.
Membuat kesimpulan
c.
Penerapan prinsip-prinsip
Strategi ini merupakan kelanjutan dari strategi pertama dan
kedua. Setelah siswa dapat merumuskan suatu konsep, menginterpretasikan dan
menyimpulkan data, selanjutnya mereka diharapkan dapat menerapkan suatu prinsip
tertentu ke dalam suatu situasi permasalahan yang berbeda. Atau siswa
diharapkan dapat menerapkan suatu prinsip untuk menjelaskan suatu fenomena baru.
Langkah-Langkah:
1.
Membuat hipotesis, memprediksikonsekuensi
2.
Menjelaskan teori yang mendukung hipotesis atau prediksi.
3.
Menguji hipotesis/prediksi
Peran
Guru Dalam Model Pembelajaran Induktif
Saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model
pembelajaran induktif, guru telah menyiapkan perangkat-perangkat yang akan
membuat siswa beraktivitas dan mengobarkan semangat siswa untuk melakukan
observasi terhadap ilustrasi-ilustrasi yang diberikan, melalui
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Sekali lagi, diingatkan, bahwa
model pembelajaran induktif memerlukan keterampilan bertanya yang bagus dari
guru. Selain itu guru juga harus menjaga siswa agar perhatian mereka tetap pada
tugas belajar yang diberikan, dan selalu menunjukkan ekspektasi positif
terhadap pencapaian hasil belajar siswa-siswanya. Kesuksesan proses belajar
mengajar dengan menggunakan model pembelajaran induktif juga bergantung pada
contoh-contoh /ilustrasi yang digunakan oleh guru serta kemampuan guru
membimbing siswa untuk melakukan analisis terhadap contoh/ilustrasi yang
diberikan.
Kelebihan
Model Pembelajaran Induktif
Pada model pembelajaran induktif guru langsung memberikan
presentasi informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang
topik yang akan dipelajari siswa, sehingga siswa mempunyai parameter dalam
pencapaian tujuan pembelajaran.
Ketika siswa telah mempunyai gambaran umum tentang materi
pembelajaran, guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari
ilustrasi-ilustrasi yang diberikan tersebut sehingga pemerataan pemahaman siswa
lebih luas dengan adanya pertanyaan-pertanyaan antara siswa denganguru
Model pembelajaran induktif menjadi sangat efektif untuk
memicu keterlibatan yang lebih mendalam dalam hal proses belajar karena proses
tanya jawab tersebut.
Kelemahan
Model Pembelajaran Induktif
Model ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya
(questioning) sehingga kesuksesan pembelajaran hamper sepenuhnya ditentukan
kemampuan guru dalam memberikan ilustrasi-ilustrasi.
Tingkat keefektifan model pembelajaran induktif ini,
jadinya-sangat tergantung pada keterampilan guru dalam bertanya dan mengarahkan
pembelajaran, dimana guru harus menjadi pembimbing yang akan untuk membuat
siswa berpikir
Model pembelajaran ini sangat tergantung pada lingkungan
eksternal, guru harus bisa menciptakan kondisi dan situasi belajar yang
kondusif agar siswa merasa aman dan tak malu/takut mengeluarkan pendapatnya.
Jika syarat-syarat ini tidak terpenuhi, maka tujuan pembelajaran tidak akan
tercapai secarasempurna
Saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model
pembelajaran induktif, guru harus telah menyiapkan perangkat-perangkat yang
akan membuat siswa beraktivitas dan mengobarkan semangat siswa untuk melakukan
observasi terhadap ilustrasi-ilustrasi yang diberikan, melalui
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dengan metode ini maka
kemandirian siswa tidak dapat berkembangoptimal.
Guru harus menjaga siswa agar perhatian mereka tetap pada
tugas belajar yang diberikan, sehingga peran guru sangat vital dalam mengontrol
proses belajar siswa.
Kesuksesan proses belajar mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran induktif bergantung pada contoh-contoh atau ilustrasi yang
digunakan oleh guru.
Pembelajaran
tidak dapat berjalan bila guru dan muridnya tidak suka membaca, sehingga tidak
mempunyai pilihan dalam proses induktif
Pohon keputusan pembelajaran
POHON
KEPUTUSAN
Pohon
keputusan adalah salah satu metode klasifikasi yang paling popular karena mudah
untuk diinterpretasi oleh manusia. Konsep dari pohon keputusan adalah mengubah
data menjadi pohon keputusan dan aturan-aturan keputusan.
Data dalam pohon keputusan biasanya dinyatakan dalam bentuk
tabel dengan atribut dan record. Atribut menyatakan suatu parameter yang dibuat
sebagai kriteria dalam pembentukan tree.
Proses pada pohon keputusan adalah mengubah bentuk data
(tabel) menjadi model pohon, mengubah model pohon menjadi rule, dan
menyederhanakan rule. Manfaat utama dari penggunaan pohon keputusan adalah
kemampuannya untuk membreak down proses pengambilan keputusan yang kompleks
menjadi lebih simpel sehingga pengambil keputusan akan lebih
menginterpretasikan solusi dari permasalahan. Pohon Keputusan juga berguna
untuk mengeksplorasi data, menemukan hubungan tersembunyi antara sejumlah calon
variabel input dengan sebuah variabel target.
Pohon keputusan merupakan himpunan aturan IF...THEN. Setiap
path dalam tree dihubungkan dengan sebuah aturan, di mana premis terdiri atas
sekumpulan node-node yang ditemui, dan kesimpulan dari aturam terdiri atas
kelas yang terhubung dengan leaf dari path.
Bagian awal dari pohon keputusan ini adalah titik akar (root),
sedangkan setiap cabang dari pohon keputusan merupakan pembagian berdasarkan
hasil uji, dan titik akhir (leaf) merupakan pembagian kelas yang dihasilkan.
Pohon
keputusan mempunyai 3 tipe simpul yaitu:
1.
Simpul akar, dimana tidak memiliki cabang yang masuk dan memiliki cabang lebih
dari satu, terkadang tidak memiliki cabang sama sekali. Simpul ini biasanya
berupa atribut yang paling memiliki pengaruh terbesar pada suatu kelas
tertentu.
2.
Simpul internal, dimana hanya memiliki 1 cabang yang masuk, dan memiliki lebih
dari 1 cabang yang keluar.
3.
Simpul daun, atau simpul akhir dimana hanya memiliki 1 cabang yang masuk, dan
tidak memiliki cabang sama sekali dan menandai bahwa simpul tersebut merupakan
label kelas.
Tahap awal dilakukan pengujian simpul akar, jika pada
pengujian simpul akar menghasilkan sesuatu maka proses pengujian juga dilakukan
pada setiap cabang berdasarkan hasil dari pengujian. Hal ini berlaku juga untuk
simpul internal dimana suatu kondisi pengujian baru akan diterapkan pada simpul
daun. Pada umumnya proses dari sistem pohon keputusan adalah mengadopsi
strategi pencarian top-down untuk solusi ruang pencariannya. Pada proses
mengklasifikasikan sampel yang tidak diketahui, nilai atribut akan diuji pada
pohon keputusan dengan cara melacak jalur dari titik akar sampai titik akhir,
kemudian akan diprediksikan kelas yang ditempati sampel baru tersebut.
Pohon
keputusan banyak digunakan dalam proses data mining karena memiliki beberapa
kelebihan, yaitu:
1.
Tidak memerlukan biaya yang mahal saat membangun algoritma.
2.
Mudah untuk diinterpetasikan.
3.
Mudah mengintegrasikan dengan sistem basis data.
4.
Memiliki nilai ketelitian yang lebih baik.
5.
Dapat menemukan hubungan tak terduga dan suatu data.
6. Dapat
menggunakan data pasti/mutlak atau data kontinu.
7. Mengakomodasi
data yang hilang.
Pembelajaran ensemble
Kenyataan bahwa pendekatan ensemble learning mampu memberikan
solusi prediksi yang lebih akurat daripada model-model tunggal dapat ditemui
dari berbagai paper di jurnal ilmiah. Teknik-teknik ensemble yang mengandalkan
variasi dari pendekatan random forest dan boosting mampu memberikan prediksi
dengan akurasi yang sangat baik. Random forest bekerja dengan membuat
model-model penyusun ensemble sedemikian rupa sehingga berbagai kemungkinan
dapat terakomodir secara maksimal, sedangkan boosting bekerja secara iterative
sehingga kasus-kasus yang tidak mudah diprediksi menjadi bukan masalah lagi.
Kemampuan pendekatan ensemble ini tidak hanya tertuang pada
berbagai paper ilmiah, namun juga dapat dilihat pada penyelesaian kasus-kasus
aplikatif seperti yang dapat dilihat pada kompetisi data science Kaggl.
Kompetisi ini terbuka bagi pegiat data science dan data mining untuk memberikan
solusi prediktif dari kasus-kasus yang disampaikan oleh banyak perusahaan besar
berskala internasional.
Setiap tim atau individu dipersilakan mengembangkan solusi dan
menyajikan prediksinya untuk kemudian dinilai. Mereka yang memberikan prediksi
dengan akurasi yang paling tinggi yang dinyatakan sebagai pemenang. Peringkat
tiga besar dalam lima tahun terakhir dari kompetisi ini didominasi oleh mereka
yang menggunakan pendekatan ensemble yang digabungkan dengan berbagai macam
algoritma dasar.
Daftar
Pustaka
http://belajarpsikologi.com/pengertian-dan-tujuan-pembelajaran/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengamatan
http://marjuki01.blogspot.co.id/2014/06/bentuk-bentuk-pembelajaran-learning-by.html
http://education-mantap.blogspot.co.id/2013/06/pembelajaran-induktif.html
http://nugikkool.blogspot.co.id/2012/08/pohon-keputusan-id3-dan-c45-menggunakan.html
https://warungkomputer.com/2016/12/ensemble-learning-primadona-analitik-di-masa-depan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar